Perbaikan dan maintenance Jalan di kebun sawit

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated
Jalan merupakan sarana utama yang harus dimiliki perkebunan kelapa sawit. Peran dan fungsi utama jalan di perkebunan sawit adalah sebagai sarana transportasi untuk mempertinggi intensitas kontrol, pengangkutan dan komunikasi. Kurang baiknya kondisi jalan dan jembatan akan menurunkan mutu produksi dan peningkatan biaya perawatan alat-alat angkut, oleh karena itu perawatan jalan dan jembatan perlu dilakukan secara rutin.

Ada 5 faktor penyebab kerusakan jalan yaitu:

1. air
2. bahan organik
3. kurangnya cahaya matahari
4. sifat tanah (tekstur dan struktur)
5. beban angkutan (tonase) yang berlebihan

Tekstur tanah

Untuk tekstur lempung berpasir tekstur ini jika terkena hujan akan licin dan cepat mengering jika terkena sinar matahari sehingga membutuhkan waktu yang cepat untuk pengeringan. Tekstur tanah yang labil sehingga jika dilalui oleh kendaraan akan merusak jalan.

Pemeliharaan jalan di kebun kelapa sawit dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Secara manual
Perbaikan secara manual dilakukan oleh tenaga kerja pria dengan membuang air dari lubang dan menimbunya kembali setelah lubang kering dan menunas daun kelapa sawit yang telah menutupi jalan yang sering disebut dengan istilah rempes.

Perbaikan dan maintenance Jalan di kebun sawit
Excavator

2. Mekanis
Kerusakan dalam skala besar akan diperbaiki dengan Grader Catepillar seri 120 G dengan sistem Chamber agar air hujan tersebut mengalir ke parit.

Untuk menjaga agar jalan di perkebunan kelapa sawit tetap terjaga dalam kondisi aman maka berikut adalah strategi untuk memperbaiki jalan di perkebunan kelapa sawit :

a. Membuang semua air yang melewati badan jalan ke parit

Agar hal ini bisa tercapai maka jalan di perkebunan kelapa sawit harus di buat dalam bentuk chember dan jika sudah panjang maka di tegah jalan dapat dibuat polisi tidur atau parit kecil agar air di badan jalan cepat mengalir ke parit jalan.

b. Cross Drain (gorong -gorong)

Agar air yang berada di parit sebelah atas (arah tebing ) dapat menyeberangi jalan tanpa merusak jalan maka harus di pasang yang namanya cross drain (penyeberangan air) tujuannya agar air menyeberangi jalan tanpa merusak badan jalan. ada beberapa jenis cross drain di perkebunan sawit :
Jembatan betina
Dapat dibuat dari kayu atau beton dengan cara pemasangan hanya di badan jalan yang akan di lalui oleh ban kendaraan saja.
Gorong - gorong
Dapat dipasang sesuai dengan kebutuhan biasanya untuk jalan koleksi sebanyak 5 pcs sedangkan untuk jalan poros biasanya mencapai 10 s/d 12 pcs
Pipa paralon 14 inci
Dapat dipasang sebagai pengaanti gorong-gorong beton karena proses pemasangan mudah dan pengangkutan bahan juga lebih praktis bila dibandingkan dengan gorong -gorong beton.

c. Parit dan Sodetan

Parit merupakan kunci agar jalan awet karena jika air mengalir lewatbadan jalan maka jalan akan cepat rusak.
Sedangkan sodetan adalah untuk membuang air di parit ke dalam kebun sawit agar volume air yang mengalir sepanjang parit tidak terlalau banyak. Jarak sodetan dapat disesuaikan dengan volume air yang mengalir biasanya jaraknya sekitar 50 meter.

d. Laterik dan sirtu

Untuk mengeraskan jalan maka dapat dilakukan penimbunan dengan laterik atau sirtu dengan ketebalan 10 s/d 20 cm.

e. Rempes jalan (pangkas pelepah)

Tujuannya agar cahaya matahari cepat sampai kepermukaan tanah sehingga jalan cepat kering setelah hujan datang dengan cara pruning pelepah sawit daerah tepi jalan.
Jaringan drainase harus dibangun selama tahap pembangunan kebun kelapa sawit ditanam. Pembuatan saluran drainase sebaiknya dimulai dari bawah atau dari hilir ke hulu, serta keadaan parit harus diatur sedemikian rupa sehingga semua air dar parit satu atau parit yang lain dapat mengalir kesungai dengan baik. Kecepatan airan air pada saluran drainase cukup baik jika salutan tersebut memiliki kemiringan 1 : 5000- 1 : 3000 dengan rotasi pekerjaan 6 bulan sekali. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan saluran drainase adalah :
  • Semak-semak yang menutupi parit harus dibersihkan
  • Tanah galian dibuang keatas dan disebar serata mungkin dan digunakan sebagai bahu badan jalan atau dalam area blok .
  • Tanah yang ada dalam parit dinaikan keatas.
  • Saluran drainase dan pinggiran sungai yang terbuka perlu diperkuat dengan jaringan-jaringan yang diisi dengan batu.

PemadatanPemeliharaan jalan dilakukan secara manual tetapi diusahakan menggunakan alat grader dan compactor. Permukaan jalan diusahakan cembung sehingga pada saat hujan turun air tidak menggenang, pemeliharaan jalan dilakukan setiap enam bulan sekali, sementara parit drainase dibangun untuk mengeluarkan kelebihan air agar areal tanaman kelapa sawit tidak tergenang dengan cara mengangkat/ menggali tanah yang menutup parit. Pada areal TBM parit dibuat dengan lebar 1 m dengan kedalaman 1,5 meter. Pembuatan parit ini menggunakan tenaga borongan dengan target 100 m/hk.
pemukaan jalan


A = DMJ (Daerah Milik Jalan)
B = Pinggir Jalan
C = Parit Jalan
D = Bahu Jalan
E = Badan Jalan

Klasifikasi Jalan Perkebunan

1. Jalan Koleksi (Collection Roads)
2. Jalan Produksi (Production Roads)
3. Jalan Poros (Main Roads)
4. Jalan Batas Luar Kebun/Boundary (Boundary Roads)
5. Jalan Countur

Area Rawa/Gambut

Jalan koleksi


Jalan produksi


Boundary


Poros


Teras kontur dibuat dengan Buldozer dengan lebar teras 4 m dengan kemiringan 10-15º. Pembuatan teras ini membutuhkan biaya yang besar, tetapi mempunyai keuntungan diantaranya konservasi tanah, konservasi air mencegah dan mengurangi erosi pupuk, memberikan kemudahan operasional dilapangan, meningkatkan hasil TBS dan brondolan dan mengurangi biaya perawatan jalan.

Konsep dasar perkerasan jalan :

1. Memiliki tebal total yang cukup
2. Mampu mencegah masuknya air , baik dari luar maupun dari dalam
3. memiliki permukaan yang rata, elevasi darin yang cukup, tidak licin, awet terhadap distorsi oleh lalu lintas dan cuaca.

Konsep dasar desain lapis perkerasan jalan :

a. Memperbaiki / meningkatkan CBR dari subbase ataupun base course dengan bahan yang lebih baik
b. Mengimprove (memperbaiki mutu) lapis tanah dasar dengan cara :
- stabilisasi kimia
- stabilisasi mekanis
menimbun tanah dasar asli dengan bahan tanah timbunan yang lebih baik (CBR yang lebih tinggi)
c, Mempertebal lapisan sub base maupun base course
d. Dengan cara-cara antara lain dengan menambah lapisan penguat tipis anatara tanah dsar dengan lapis pondasi dengan menggunakan bahan-bahan geosintetik (geotextil, geogrid dll).

Test-test yang dilakukan antara lain :

1. Test daya dukung
CBR/DCPT (Dynamic Cone Penetrometer Test), Plate Loading Test, Triaxial, dan-lain-lain.
2, Tes Kepadatan
San cone Methode, water ballon method, ultrasound methode.

CBR (California Bearing Ratio) ialah suatu jenis test untuk mengukur daya dukung / kekuatan geser tanah atau bahan pondasi jalan. Mula-mula dikembangkan oleh California Division of Higways sekitar tahun 1930an .

California Bearing Ratio

Product soil stabilizer antara lain:

1. Geotextile atau geogrid system
2. Ecomix
3. Biofermazeem
4. Roads Packer
5. Ecobon
6. Matos

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai perbaikan dan maintenance jalan di kebun sawit, semoga dapat bermanfaat.

"Hendaknya kesibukan kita lebih berfokus pada penyempurnaan penunaian kewajiban-kewajiban kita kepada Tuhan, sebab Dia, Tuhan yang sekaligus Pemberi Rejeki pasti akan membalas penunaian kewajiban tersebut dengan anugrah-Nya yang akan mencukupi kebutuhan kita." my fav words!

About the Author

Nothing specials, but what i do not know , I learn fast... as fast as i ate pempek :)

1 komentar

  1. 9450 kali artikel ini telah dikunjungi orang dan yang mengunjungi halaman ini 50 % nya datang hanya untuk copas hahahahaaaa... Good Job...
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.