Survey Lahan dan Pemetaan Kebun Sawit

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Survei dan Pemetaan Tanah untuk Sawit

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas pertanian berbasis lahan yang produktivitasnya sangat ditentukan oleh kualitas, karakteristik, penggunaan dan cara pengelolaan lahan. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan operasional perkebunan kelapa sawit sangat memerlukan informasi dasar mengenai lahan yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kondisi tanah, air dan iklim. Pada masing-masing bagian tersebut terdiri dari beberapa unsur kualitas dan karakteristik lahan yang dapat diperoleh melalui suatu kegiatan survey dan evaluasi lahan.

Dalam beberapa tahun terakhir, stakeholder persawitan telah mengembangkan tool untuk mengukur kinerja pengelolaan perkebunan sawit dan proses produksi olahannya. Tool ini dikenal sebagai RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Dalam tool tersebut terdapat 2 prinsip dan 7 kriteria yang berkaitan dengan lahan dalam konteks pengelolaan dan produksi kelapa sawit serta perlindungan terhadap lingkungan. Prinsip dan kriteria tersebut adalah :

Survey Block
Survey Block 



Informasi survey tanah dan topografi digunakan untuk perencanaan lokasi dalam pelaksanaan penanaman baru, dan hasil dimasukkan ke dalam rencana dan operasi (Prinsip 7, kriteria 7.2)

Penanaman ekstensif pada lereng yang tajam dan/atau pada tanah marginal dan rapuh dilarang (Prinsip 7, kriteria 7.4)

Analisis yang komprehensif dan partisipatif terhadap dampak sosial dan lingkungan dilakukan sebelum melakukan pembangunan perkebunan atau operasi baru, atau perluasan dari perkebunan yang telah ada, dan hasil dimasukkan ke dalam perencaan manajemen dan oprasi (Prinsip 7, kriteria 7.1)

Praktek yang dilakukan harus mempertahankan kesuburan tanah atau kalau mungkin ditingkatkan pada tingkat kesuburan yang memberikan hasil yang optimal dan berkelanjutan (Prinsip 4, kriteria 4.2)

Teknik yang digunakan meminimalkan dan mengendalikan erosi dan degradasi tanah (Prinsip 4, kriteria 4.3)

Teknik-teknik yang digunakan mempertahankan kualitas dan ketersediaan air permukaan dan air tanah (Prinsip 4, kriteria 4.4)

Guna mendapatkan informasi dasar mengenai kondisi lahan untuk kelapa sawit dan sekaligus pemenuhan terhadap prinsip dan kriteria RSPO, maka untuk perkebunan sawit perlu dilakukan kegiatan survey dan evaluasi lahan. Hasil dari kegiatan ini selanjutnya dapat digunakan dalam menentukan tindakan manajemen dan operasional perkebunan kelapa sawit.

Survey lapangan

Pada tahap kegiatan lapangan, ada dua kegiatan utama, yaitu prasurvei dan surveiutama. Prasurvei dimaksudkan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan pada survei utama. Di dalam kegiatan ini, dikumpulkan data pendukung seperti data sosial ekonomi, peta desa, dan data yang terkait dengan lahan lainnya; konsultasi dengan instansi terkait maupun perijinan, sampai penentuan letak basecamp, sarana transportasi, tenaga pendamping, dan sebagainya.

Pada tahap survei utama, dilakukan pengamatan tanah dan lingkungannya, termasuk data dan kondisi iklim dan hidrologi yang belum sempat terekam pada prasurvei. Pengamatan tanah dilakukan dengan membuat lubang ukuran 50 X 50 cm sedalam 40-50 cm, yang dinamakan sebagai minipit, dengan pemboran sedalam 150-175 cm atau sampai pada lapisan keras/batuan untuk mengambil contoh tanah,dan pada lubang profil yang berukuran 150 X 200 cm sedalam 200 cm untuk mendeskripsikan morfologi tanah. Pengamatan ini dilakukan secara sistematis,sehingga mewakili seluruh wilayah yang diteliti. Hasil pengamatan digunakan untuk mengoreksi penarikan batas satuan lahan yang dilakukan berdasarkan interpretasi citra penginderaan jauh.

Pengamatan tanah dilakukan se-suai dengan jumlah dan kerincian informasi yangingin diperoleh, sehingga jumlah pengamatan per hektar lahan ditentukan olehtujuan atau tingkat pemetaannya. Semakin besar skala peta, diperlukan pengamatanyang semakin rinci, karena informasi yang ada di peta juga harus semakin rinci(Tabel 1). Perlu diketahui bahwa besarnya skala peta ditunjukkan dengan angka,yaitu 1:1.000 (skala terbesar) sampai 1:5.000.000 (skala ter-kecil). Petaberskala 1:1.000 artinya jarak 1 cm di peta menunjukkan jarak 1.000 cm (10 m) dilapangan, sedang peta skala 1:5.000.000 artinya jarak 1 cm di peta menggambarkanjarak 5.000.000 cm (50 km). Pada tingkat eksplorasi, pengamatan tanah cukupdilakukan pada dua sampai lima titik setiap 100.000 ha lahan, sedang padatingkat pemetaan skala besar, seperti skala detail, perlu dilakukan pengamatanpada satu sampai dua titik setiap hektarnya.

Tabel 1 . Acuan pengambilan titik sampel untuk masing-masing jenis peta yang dihasilkan

Jenis Peta Tanah Skala Intensitas Pengamatan*)
Bagan 1:2.500.000 – 1: 5.000.000
Eksplorasi 1:1.000.000 – 1:2.500.000 2-5 titik/100.000 ha
Tinjau 1:200.000 – 1:500.000 1-10 titik/10.000 ha
Tinjau mendalam 1:50.000 – 1: 100.000 1-4 titik/100 ha
Semi detail 1:25.000 – 1:50.000 2-8 titik/100 ha
Detail 1:1.000 – 1:10.000 1-2 titik/1 ha
*) Jumlah ini merupakan acuan dan dapat disesuaikan dengan kondisi lapangan

Kegunaan informasi yang didapat dari masing-masing tingkat pemetaan berbeda-beda.

1. Peta tanah bagan yang berskala kecil (skala 1:2.500.000 sampai1.5.000.000) berguna untuk tujuan mengajar, studi geografi maupun perencanaanglobal. Pembuatan petanya tidak selalu didasarkan pada hasil survei, tetapilebih didasarkan pada pustaka dan pengetahuan mengenai hubungan pembentukantanah dengan iklim, bahan induk, topografi/landscape, dan vegetasi. Informasiyang ada pada peta tanah umumnya disajikan dalam bentuk satuan peta tanah, yangsalah satu unsurnya adalah satuan tanah. Dalam hal ini, untuk peta tanah bagansatuan tanah yang ada masih kasar, dalam kategori tinggi, yaitu tingkat Orderatau Great Group (jenis tanah), misalnya Podsolik, Latosol, pada satuanfisiografi tertentu.

2. Peta tanah eksplorasi (skala 1:1.000.000 – 1:2.500.000), yang disusun berdasarkan pengamatan lapangan yang sangatkasar, satuan tanahnya masih dalam kategori tinggi, Order atau GreatGroup,berupa asosiasi atau kompleks. Satuan peta tanahnya dapat berbentuk land system.Informasi yang ada dapat digunakan untuk tujuan identifikasi potensi daerah. Disamping itu, sering digunakan untuk menguji sistem klasifikasi tanah, mengajar,atau studi geografi. Peta tanah eksplorasi sangat berguna untuk perencanaan tingkat nasional.

3. Peta tanah tinjau (skala 1:200.000 – 1:500.000), informasi yang termuat di dalam peta tanah tinjau, batas satuan petanya didasarkan pada hasil pengamatan tanah di lapangan dan hasil interpretasi melalui studi hubungan antara tanah dan faktor-faktor pembentuk tanah. Satuan tanahnya masih sama dengan pada tingkat eksplorasi. Pemetaannya melalui landsystem dan satuan petanya berupa land unit. Survei tanah tinjau merupakan tahap awal yang perlu diikuti oleh penelitian atau survei tanah yang lebih detail. Peta tanah tinjau digunakan untuk:

Penilaian sumber daya lahan dalam rangka perencanaan penggunaan lahan secaramakro, di tingkat propinsi atau regional;
Sebagai dasar studi ekonomi/sosial, dan merupakan tahap awal bagipengembangan pertanian selanjutnya;
Sebagai dokumentasi sumber daya lahan/tanah untuk program penelitian,reklamasi lahan, dan rasionalisasi penggunaan lahan.

4. Pemetaan tanah tinjau mendalam (skala 1:50.000-1:100.000), yang merupakantindak lanjut dari pemetaan tinjau, menggunakan satuan tanah subgroup (macamtanah) atau soil family, tergantung kerumitan wilayahnya. Batasan satuanpetanya didasarkan pada pengamatan di lapangan, melalui pewakil ataupenjelajahan seluruh lapangan, serta studi hubungan tanah dan faktorpembentuknya melalui analisis citra satelit, potret udara, dan data lainnya.Informasi yang ada dalam peta tanah tinjau mendalam ini umumnya digunakan untuk:

Perencanaan kota atau pengembangan daerah secara lebih mendalam;
Mencari hubungan antara tanah dan penggunaannya;
Pengelolaan usaha tani;
Pengelolaan daerah aliran sungai.

5. Pemetaan tanah semidetail (skala 1:25.000 – 1:50.000) menggunakan satuan tanah famili tanah atau seri tanahdengan fasenya. Tergantung kerumitan daerahnya, satuan tanahnya dapat berupafamili atau seri tanah tunggal, asosiasi atau kompleks. Pembuatan batas satuantanahnya sama dengan pada tingkat tinjau mendalam, tetapi satuan tanahnya lebihhomogen. Pada pemetaan tingkat ini, daerah yang disurvei umumnya sangatterbatas, dan umumnya bertujuan untuk:

Studi kelayakan;
Perencanaan fisik, irigasi, transmigrasi, pengembangan reklamasi tanamanperkebunan, pengelolaan usaha tani dan budi daya tanaman;
Sebagai dasar alih teknologi per-tanian.

6. Pemetaan tanah detail (skala 1:1.000 – 1:10.000) dengan pengamatan lapangan yang sangat intensif, menggunakan satuan tanah pada tingkat seri tanahlengkap dan fase-fasenya lebih detail, sehingga satuan peta tanahnya lebih homogen. Batas satuan peta atau fase diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan. Survei tanah detail bertujuan untuk:

Mencari hubungan antara tanah dengan berbagai tanaman dan penggunaan lahan;
Perencanaan detail untuk usaha tani, pola tanam, irigasi, konservasi tanah,dan kebun percobaan;
Sebagai dasar untuk alih teknologi pertanian.

Baca Maksud dan Tujuan Survey Lahan
Sumber : Disini

"Hendaknya kesibukan kita lebih berfokus pada penyempurnaan penunaian kewajiban-kewajiban kita kepada Tuhan, sebab Dia, Tuhan yang sekaligus Pemberi Rejeki pasti akan membalas penunaian kewajiban tersebut dengan anugrah-Nya yang akan mencukupi kebutuhan kita." my fav words!

About the Author

Nothing specials, but what i do not know , I learn fast... as fast as i ate pempek :)

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.